Dokumentasi keperawatan merupakan catatan permanen tentang apa yang terjadi pada klien,
disamping sebagai persyaratan akreditasi yang merupakan syarat legal dalam
pelayanan kesehatan. Fungsi dokumentasi bagi tenaga perawat salah satunya
sebagai alat komunikasi serta bukti pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan
perawatan. kekurangan dalam dokumentasi keperawatan dapat mengakibatkan
ketidakkonsistenan asuhan keperawatan dan tidak mampu mengevaluasi terapi yang
efektif. jika pengetahuan kurang dalam pendokumentasian, maka perawat akan
mengalami hambatan dalam merumuskan diagnosa dan menyusun rencana asuhan
keperawatan sehingga hal ini menyebabkan kesulitan – kesulitan serta masalah –
masalah pada pelaksanaan pendokumentasian.
Pelatihan
adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dari para
karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.
Hasil
evaluasi tim keperawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) 1999
menyebutkan bahwa perawat yang melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan
sekitar 71 % (Azies, 2001). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H. Chasan
Boesoirie Ternate memiliki 215 orang perawat di Ruang rawat inapnya 204 orang
(94,88 %) adalah dengan latar belakang pendidikan yang sudah diploma III dan
yang telah mengikuti pelatihan asuhan keperawatan sebanyak 64 orang (29,77 %)
yang tersebar di semua ruang rawat inap.
Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H. Chasan Boesoirie Ternate dalam dua tahun
terakhir telah dua kali mengadakan pelatihan khusus untuk pelaksanaan
pendokumentasian keperawatan dan dua kali mengintensifkan pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Pertama kali adalah dengan menggunakan
format isian (model Source Oriented Record) dengan model asuhan yang digunakan
adalah fungsional. Kedua adalah menggunakan model asuhan tim tetapi format
pengkajian masih sama, yaitu dari pengkajian hingga evaluasi masih berbentuk
isian sehingga kelengkapan, akurasi dan relevansinya belum optimal.
Tinggi
rendahnya mutu pelayanan keperawatan dapat digambarkan dari lengkap tidaknya
data perawatan yang didokumentasikan oleh perawat dalam rekam medik.
Terwujudnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satunya
melalui pendekatan perilaku dengan memperhatikan aspek – aspek perilaku manusia
salah satunya adalah faktor internal yang ada pada diri perawat yaitu
pengetahuan dalam hal pendokumentasian. Hal ini menunjukkan bahwa aspek
tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan (Rohmah & Walid 2009).
Password : EzZ3LJjn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar