Lowongan Kerja Skripsi Gratis Jurnal Online STMIK AKBA STMIK AKBA YouTube LinkedIn Facebook Twitter Google+ RSS Desain Login

Selasa, 16 Oktober 2012

Hubungan Pelatihan Asuhan Keperawatan dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

Dokumentasi keperawatan merupakan catatan permanen tentang apa yang terjadi pada klien, disamping sebagai persyaratan akreditasi yang merupakan syarat legal dalam pelayanan kesehatan. Fungsi dokumentasi bagi tenaga perawat salah satunya sebagai alat komunikasi serta bukti pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan perawatan. kekurangan dalam dokumentasi keperawatan dapat mengakibatkan ketidakkonsistenan asuhan keperawatan dan tidak mampu mengevaluasi terapi yang efektif. jika pengetahuan kurang dalam pendokumentasian, maka perawat akan mengalami hambatan dalam merumuskan diagnosa dan menyusun rencana asuhan keperawatan sehingga hal ini menyebabkan kesulitan – kesulitan serta masalah – masalah pada pelaksanaan pendokumentasian.
Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.
Hasil evaluasi tim keperawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) 1999 menyebutkan bahwa perawat yang melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan sekitar 71 % (Azies, 2001). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H. Chasan Boesoirie Ternate memiliki 215 orang perawat di Ruang rawat inapnya 204 orang (94,88 %) adalah dengan latar belakang pendidikan yang sudah diploma III dan yang telah mengikuti pelatihan asuhan keperawatan sebanyak 64 orang (29,77 %) yang tersebar di semua ruang rawat inap.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H. Chasan Boesoirie Ternate dalam dua tahun terakhir telah dua kali mengadakan pelatihan khusus untuk pelaksanaan pendokumentasian keperawatan dan dua kali mengintensifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pertama kali adalah dengan menggunakan format isian (model Source Oriented Record) dengan model asuhan yang digunakan adalah fungsional. Kedua adalah menggunakan model asuhan tim tetapi format pengkajian masih sama, yaitu dari pengkajian hingga evaluasi masih berbentuk isian sehingga kelengkapan, akurasi dan relevansinya belum optimal.
Tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan dapat digambarkan dari lengkap tidaknya data perawatan yang didokumentasikan oleh perawat dalam rekam medik. Terwujudnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satunya melalui pendekatan perilaku dengan memperhatikan aspek – aspek perilaku manusia salah satunya adalah faktor internal yang ada pada diri perawat yaitu pengetahuan dalam hal pendokumentasian. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Rohmah & Walid 2009).

Password : EzZ3LJjn

Tidak ada komentar: