Setelah kita membahas beberapa permodelan rekayasa perangkat lunak, diantaranya model waterfall, model spiral, model incremental dan lain-lain, maka dalam pembahasan kali ini kita akan membahas perbandingan model rekayasa perangkat lunak tersebut.
Kita akan membahas 3 model perbandingan, yaitu waterfall, spiral dan incremental. Sebaiknya model tersebut digunakan jika :
No | Faktor | Waterfall | Spiral | Incremental |
1 | Proyek dengan ukuran resiko | Kecil | Sedang | Besar |
2 | Ukuran Software | Kecil | Besar | Besar |
3 | Jenis aplikasi | Biasa | Agak biasa | Tidak biasa |
4 | Fleksibel terhadap perubahan (waktu) | Rendah | Perubahan awal | Perubahan selama proyek berlangsung |
5 | Keterlibatan konsumen | Rendah | Sedang | Tinggi |
6 | Bahasa pemrograman | Prosedural | Prosedural, OOP | OOP |
Kelebihan waterfall :
- Dituntut bekerja secara disiplin
- Dokumen lengkap
- Selalu dalam kontrol SQA
- Maintenance mudah, karena dokumen lengkap
Kekurangan Waterfall :
- Konsumen kesulitan membaca dokumen, komunikasi menjadi sulit
- Alur linier, proses lambat
- Konsumen tidak dapat melihat hasil hingga akhir tahapan
- Personil tidak bekerja optimal, karena ada waktu tunggu sebuah tahapan selesai
Kelebihan Model Spiral
- Ditekankan pada pencairan alternatif, dan pemaksaan penggunaan kembali Software yang telah ada
- Analisa resiko
- Adanya prototype memudahkan komunikasi dengan konsumen
Kekurangan Spiral Model
- Biasanya pihak pengembang dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama
- Tahapan analisa resiko sewaktu-waktu dapat membatalkan proses rekayasa, jika pihak pengembang adalah pihak di luar perusahaan, maka timbulah masalah hukum
Kelebihan Incremental Model
- Personil bekerja optimal
- Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian yang telah selesai dibangun. COntohnya pemasukan data karyawan
- Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan menggunakan produknya bagian per bagian
- Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen
Kekurangan Incremental Model
- Kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
- Dapat menjadi build and Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapat perubahan selama proses rekayasa berlangsung
- Harus Open Architecture
Sumber Tulisan :
Kristianto, Adi, 2003, Perencanaan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Yogyakarta : Gava Media
Ngoman, Syahkimik, 2003, Paradigma Perangkat Lunak, Artikel Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar