Siswa – siswa dapat memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara itu misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisk (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional. Itu karena, menurut Thomas Armstrong, Ph.D, periset kecerdasan siswa dan penulis buku ‘In Their Own Way : Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences semua siswa terlahir cerdas dan berbakat. Kalaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena beberapa siswa menunjukkan bakatnya lebih lambat dibanding siswa lain.
Karenanya, banyak hasil – hasil riset kecerdasan siswa menyarankan para orangtua untuk memberi banyak pengalaman dan stimulasi kepada siswa.
Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna untuk segera membangkitkan kecerdasan siswa. Jadi tak ada lagi istilah ‘siswa menunjukkan bakat lebih lambat’. Fakta – fakta riset itulah yang kemudian oleh Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraf dari Universitas Harvard, AS tahun 1983 dikristalkan ke dalam konsep teori kecerdasan yang disebutnya ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk/Ganda. Dari penjelasan tersebut, maka dibuatlah salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang pendidikan dalam mengambil keputusan untuk memprediksi penjurusan SLTA berdasarkan multiple intelligence yang ada pada siswa menggunakan jaringan saraf tiruan backpropagation.
Penggunaan sistem pakar yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer menjadikan komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa diselesaikan para ahli. Sistem ini memodelkan pengetahuan dan kemampuan menalarkan suatu bidang khusus tertentu dalam wilayah sempit yang jelas. Pengetahuan dan penalaran yang ada pada sistem memungkinkan para ahli atau pun orang awam dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Pada penelitian sebelumnya, Sri Kusumadewi dari Universitas Islam Indonesia membuat analisis jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation untuk mendeteksi gangguan psikologi.
Dengan dasar penelitian tersebut, penulis mencoba lebih menspesifikkan pemasalahan psikologi dengan metode yang sama. Penerapan prediksi penjurusan SLTA berdasarkan multiple intelligence ini menggunakan sistem jaringan saraf tiruan backpropagation. Metode ini menyediakan pelatihan multiplayer jaringan saraf tiruan yang memiliki dasar matematis kuat, obyektif dan algoritma ini mendapatkan bentuk persamaan dan nilai koefisien dalam formula dengan meminimalkan jumlah kuadrat galat error melalui model yang dikembangkan sehingga target ketepatannya dalam memprediksi menjadi lebih besar. Hal ini akan mempermudah user yang dalam hal ini adalah guru untuk memprediksi penjurusan sesuai dengan jenis multiple intelligence yang ada pada siswa.
Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna untuk segera membangkitkan kecerdasan siswa. Jadi tak ada lagi istilah ‘siswa menunjukkan bakat lebih lambat’. Fakta – fakta riset itulah yang kemudian oleh Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraf dari Universitas Harvard, AS tahun 1983 dikristalkan ke dalam konsep teori kecerdasan yang disebutnya ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk/Ganda. Dari penjelasan tersebut, maka dibuatlah salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang pendidikan dalam mengambil keputusan untuk memprediksi penjurusan SLTA berdasarkan multiple intelligence yang ada pada siswa menggunakan jaringan saraf tiruan backpropagation.
Penggunaan sistem pakar yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer menjadikan komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa diselesaikan para ahli. Sistem ini memodelkan pengetahuan dan kemampuan menalarkan suatu bidang khusus tertentu dalam wilayah sempit yang jelas. Pengetahuan dan penalaran yang ada pada sistem memungkinkan para ahli atau pun orang awam dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Pada penelitian sebelumnya, Sri Kusumadewi dari Universitas Islam Indonesia membuat analisis jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation untuk mendeteksi gangguan psikologi.
Dengan dasar penelitian tersebut, penulis mencoba lebih menspesifikkan pemasalahan psikologi dengan metode yang sama. Penerapan prediksi penjurusan SLTA berdasarkan multiple intelligence ini menggunakan sistem jaringan saraf tiruan backpropagation. Metode ini menyediakan pelatihan multiplayer jaringan saraf tiruan yang memiliki dasar matematis kuat, obyektif dan algoritma ini mendapatkan bentuk persamaan dan nilai koefisien dalam formula dengan meminimalkan jumlah kuadrat galat error melalui model yang dikembangkan sehingga target ketepatannya dalam memprediksi menjadi lebih besar. Hal ini akan mempermudah user yang dalam hal ini adalah guru untuk memprediksi penjurusan sesuai dengan jenis multiple intelligence yang ada pada siswa.
Download Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penjurusan Siswa slta Berdasarkan Multiple Intelligence Menggunakan jaringan Saraf tiruan Backpropagation
Untuk Membuka Kunci File copykan kode ini : LQOIv4Sq
1 komentar:
makasih gan bisa buat referensi
Posting Komentar